SEBIDUK - Begitu mendengar kata Empu atau Mpu apa yang ada di pikiran anda? Tepat! Seorang yang sangat pintar dalam membuat senjata. Umumnya berbentuk pusaka keris atau benda tajam yang lain. Empu dianggap juga sebagai orang yang sakti serta dapat membuat senjata mematikan kurun waktu yang relatif singkat. Seperti yang dilakukan oleh Empu Gandring. Seorang pembuat senjata yang tenar di era Kerajaan Singasari.
Empu sebenarnya bukan orang yang membuat keris saja. Sejatinya ia yaitu orang yang memiliki kekuasaan besar. Memiliki kepemilikan atas banyak tanah serta harta. Terpenting lagi, seorang Empu biasanya orang-orang yang sangat terpelajar. Seperti Empu Gandring yang disebut orang pandai di zamannya.
Berikut cerita Empu Gandring yang pernah membuat keris paling sakti se-nusantara. Bahkan juga mempunyai kutuk mematikan yang masih tetap jadi misteri sampai saat ini!
Tempat Tinggal Empu Gandring
Empu Gandring yaitu sebutan orang yang sangat pandai membuat senjata di daerah Lulumbang (Plumbangan), sebelah utara Kota Wlingi, Blitar. Ditempat ini ia banyak membuat senjata yang disebut pesanan dari banyak pejabat yang berkuasa di kawasan Jawa Timur. Diceritakan dalam Pararaton atau kitab raja-raja, Ken Arok lagi tengah mencari senjata ampuh untuk membunuh majikannya yang bernama Tunggul Ametung. Pada akhirnya ia diperkenalkan pada Empu Gandring oleh Bango Samparan yang disebut ayah angkat Ken Arok.
Bango Samparan yang tinggal di Karuman (Garum, Blitar) membawa Ken Arok menjumpai Empu Gandring. Pria yang terobsesi dengan kekuasaan Singasari ini pada akhirnya memesan keris yang dapat membunuh orang dalam sekali tusuk. Empu Gandring pada akhirnya menyepakati keinginan itu serta berjanji akan membuatnya kurun waktu satu tahun. Waktu itu tiba Ken Arok bisa kembali ke Lulumbang untuk mengambil keris saktinya.
Empu Gandring Tidak Merampungkan Keris Ken Arok
Membuat keris bukanlah perkara mencetak logam jadi sebentuk senjata. Memerlukan ritual khusus seperti puasa sampai penentuan bahan yang tepat. Empu Gandring berjanji akan merampungkannya dalam satu tahun. Tetapi Ken Arok datang dalam tempo lima bulan setelah kunjungannya. Sudah pasti keris belum selesai dengan sempurna.
Mengetahui hal semacam ini Ken Arok marah-marah. Ia tidak ingin tahu, bagaimana membuat suatu keris yang sakti sampai dalam sekali tusuk lawan bisa meregang nyawa. Empu Gandring juga tidak kalah murka. Membuat keris butuh ketelatenan serta kesabaran. Tetapi Ken Arok terlampau kuat untuk dihadapi sampai Empu Gandring pada akhirnya membiarkan keris yang belum ia kerjakan dibawa oleh Ken Arok.
Kematian Empu Gandring dan Suatu Kutukan Mematikan
Adu mulut antara Ken Arok serta Empu Gandring pada akhirnya jadi malapetaka. Keris yang dibuat dengan susah payah oleh Empu Gandring justru dipakai untuk menusuk tubuhnya. Ken Arok melakukannya karena terbawa emosi serta ambisi. Meski belum selesai dengan prima, keris nyatanya telah memperlihatkan kesaktiannya hingga Empu Gandring mati di tempat.
Sebelum hembuskan napas terakhirnya. Empu Gandring yang terkenal sangat sakti pada akhirnya membuat suatu kutukan. Keris yang sudah di buat itu nanti akan membunuh tujuh keturunan Ken Arok termasuk juga dirinya sendiri. Mendengar hal semacam itu, Ken Arok tidak perduli sampai ia mengambil keputusan kembali ke Tumapel untuk merebut kekuasaan Tunggul Ametung.
Orang-Orang yang Terbunuh Oleh Keris Sakti Empu Gandring
Kutukan Empu Gandring ternyata tidak sepenuhnya bekerja. Tidak semua keturunan Ken Arok terbunuh keris yang sudah dikutuk itu. Beberapa orang mengatakan jika Tohjaya, anak dari Ken Arok terbunuh oleh keris itu. Tetapi kenyataannya, anak itu terbunuh disebabkan lembing dan tewas disebabkan banyak luka-luka di tubuh.
Keris yang di buat belum selesai ini cuma mampu membunuh enam orang saja sampai pada akhirnya menghilang. Mereka adalah Empu Gandring si pembuat, Kebo Ijo yang disebut rekan Ken Arok, Tunggul Ametung, Ki Pengalasan, Anusapati, dan Ken Arok sendiri. Sekarang ini kehadiran keris yang memakan beberapa orang hebat itu tidak di ketahui. Ada yang menyampaikan keris itu lenyap dalam kawah Gunung Kelud. Ada pula yang menyampaikan bila keris itu terpendam dalam tanah serta menunggu pemilik barunya.
Itulah sekelumit cerita perihal Empu Gandring sebagai legenda di masyarakat. Menurut anda, keris seperti ini masih ada atau tidak di era moderen seperti ini? Serta adakah Empu Gandring baru yang sanggup membuat senjata hebat?