SEBIDUK - Setiap malam, Srianah berkeliling jual kue di jalanan Kota Malang. Dia senantiasa diikuti ketiga anaknya, Tri Sutrisno (11), Kurnia Putri (9), dan adiknya Dwi Astuti (7). Sebenarnya, ada satu lagi putra Srianah yang telah beranjak remaja. Namun tak ikut berjualan karena mesti menjaga sang ayah dirumah.
Dilansir dari Detik.com bahwasanya, Rute jualan bisa disebut cukup lumayan jauh, tetapi, Srianah dan ketiga anaknya tampak tegar. Sudah nyaris dua tahun, wanita beralamat di Jalan Muharto Gang VI, Nomor 13, RT13/RW07, Kota Malang, itu berjualan kue. Semua ditempuh sesudah suaminya, Suwarno, terkena stroke mulai sejak empat tahun ini.
Berbagai kue seperti roti goreng, bermacam kue basah, serta minuman kemasan gelas, dibawa Srianah sepanjang berjualan. Mulai ba'da isya, dia jalan kaki dari rumahnya menyusuri jalanan protokol Kota Malang, yaitu lokasi Pasar Besar, Alun-Alun, Kayutangan, Jalan Semeru, Bromo, sampai Taman Kunang-Kunang terletak di Jalan Jakarta.
Bila diukur perjalanan itu meniti sekitar 15 km. dalam satu kali jalan. Waktu dini hari, Srianah baru memutuskan pulang.
Srianah yang mendorong gerobak diikuti ketiga anaknya sesekali bersuara menjual kuenya. " Roti goreng, " teriak Srianah.
Mendekati tengah malam, Jumat (22/7/2016), detikcom berjumpa dengan Srianah. Waktu itu, dia bersama ketiga anaknya mangkal di lokasi Jalan Ijen.
Srianah mengaku tak menyuruh ketiga anaknya ikut berjualan. Karena dia paham, pagi anak-anaknya mesti bersekolah di SD Negeri Kidul Dalem 2.
" Mereka ikut sendiri. Bila saya mau pergi, mereka sudah siap-siap. Mereka tetap ngotot (ikut), " ucap Srianah.
Srianah tak memungkiri kondisi ekonomi merampas kebahagiaan saat kecil anak-anaknya. " Saya tahu, mereka harusnya jam segini tidur. Namun saya heran, mereka lebih senang mengikuti saya berjualan, " kata Srianah seraya memeluk ke-2 putrinya.
Sepanjang berjualan, terdapat banyak titik mangkal Srianah. Dia meluangkan berhenti supaya ketiga anak-anaknya dapat melepas lelah sambil bermain. " Bila ada yang lelah, saya suruh tidur didalam gerobak, " akunya.
Malam itu dingin menyergap. Tetapi kelihatannya tak terasa untuk Srianah. " Mereka hiburan dan semangat saya, " tutup Srianah sembari melihat anak-anaknya.