Demi Mengajari Anak-anak Belajar, Tukang Becak Sewa Rumah Gedek

SEBIDUK - Rumah gedek punya Ratemat Aboe (77) di Tanjung Purta Yuda 1 Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, tampak ramai, Minggu (24/7/2016). Dari luar, terdengar suara anak kecil tengah belajar. 

Memang, mulai sejak th. 2013, rumah yang ada di permukiman kumuh itu jadi tumpuan belajar anak kecil, terlebih anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar serta taman kanak-kanak. Sedang Aboe, panggilan akrab yang memiliki rumah itu, sebagai guru untuk anak-anak tersebut . 


 " Saya bukan orang pandai, wong saya tak sekolah. Namun saya tak pernah berhenti membaca apapun, " kata Aboe. 

Aboe sesungguhnya bekerja sebagai tukang becak yang kerap mangkal di depan Pasar Burung Kota Malang. Tetapi, karena kepeduliaanya dengan pendidikan, ia buka tuntunan belajar secara gratis untuk anak-anak dari keluarga tak mampu. 

 " Saya mau anak-anak bisa tahu. Saya belum pernah dan tak pernah terima bayaran. Saya juga tak minta. Karena kepandaian itu tak perlu disimpan, " tuturnya di sela-sela mengajari anak bimbingannya. 

Kepedulian Aboe pada pendidikan anak berawal saat dirinya lihat satu diantara siswa sekolah dasar di Kota Malang tengah menangis. Saat itu, Aboe tengah melakukan aktivitas kesehariannya sebagai pengayuh becak.. 

 " Saat saya bertanya anak itu, nyatanya dia menangis lantaran tak mengerjakan PR. Terus saya bilang, nanti ke rumah. Saya ajari, " katanya. 

Mulai sejak saat itu, Aboe yang telah berumur lanjut mempunyai dua aktivitas yang berbeda. Siang mengayuh becak sebagai mata pencarian, waktu malam mengajari anak-anak. 

 " Bermula dari anak itu, selalu bertambah. Anak itu mengajak sebagian rekannya yang lain, " katanya. 

Sekarang ini, total anak-anak yang belajar ke rumah Aboe sejumlah 40 orang. Terdiri dari anak selesai sekolah dasar serta taman kanak-kanak. Anak-anak kecil itu belajar sehari-hari minggu mulai sejak jam 9. 00 WIB sampai 12. 00 Waktu malam, hanya sebagian saja yang datang. 

Jadi tukang becak, kehidupan Aboe pas-pasan. Rumah gedek kepunyaannya sebagai tumpuan belajar anak-anak masih berstatus sewa. Setiap bln., Aboe mesti membayar Rp 200. 000 sebagai uang sewa. 

Aboe yang kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, mengaku telah menikah sebanyak tujuh kali. Sekarang ini, ia tinggal bersama istri yang terakhir, Kasiati (60), serta satu anak angkatnya, Irvangga Ronanda Saputra (12). 

Mujur, Aboe memperoleh perhatian dari beberapa komunitas yang ada di Kota Malang. Hingga, ia memperoleh bantuan buku pelajaran dan buku tulis yang dapat digunakan anak-anak belajar. Bahkan juga sehari-hari Minggu, Aboe memperoleh bantuan dari Komunitas Dulur Never End (DNE) Malang dalam mengajar anak-anak. 

 " Bila malam hanya saya sendiri. Bila hari Minggu ada anak populasi DNE yang membantu, " 

Waktu membimbing belajar, Aboe mengutamakan pada pelajaran bahasa, matematika, dan sejarah. Untuk Aboe, tiga mata pelajaran itu begitu penting, terlebih masalah sejarah. Menurutnya, banyak anak-anak yg tidak mengetahui sejarah nasional, terlebih masalah kiprah para tokoh yang membesarkan Indonesia. 

Aldo Fajar Afandi (11) satu diantara siswa sekolah dasar sebagai anak didik Aboe mengakui senang belajar ditempat itu. Ia mengakui sering diajari Bhs Ingris, Bhs Indonesia dan Matematika. 

 " Senang, diajari Bhs Inggris dan Indonesia, " ucapnya. 

Sekarang ini, Aboe juga memperoleh tempat di samping rumahnya sebagai tempat belajar anak-anak. Jadi, anak-anak yang belajar ditempat itu bisa belajar dengan enak. Tanpa ada ngemper di depan rumah Aboe.

Sumber : regional.kompas.com

Subscribe to receive free email updates: