Tidak Diperbolehkan Berhijab, Wasit Indonesia Ini Justru Perjuangkan Hak Para Atlet Berhijab

SEBIDUK - Ladies, tiap-tiap manusia mempunyai harapan agar bisa mencapai mimpi setinggi-tingginya. Alangkah bahagianya saat kita di beri peluang untuk mencapai mimpi, mimpi yang langka dan tidak kebanyakan orang memperoleh kesempatan mewujudkannya. Seperti yang terjadi pada Yuli Wulandari. 


Yuli Wulandari (29 th.) yaitu wasit wanita bola basket pertama dan hanya satu yang memiliki lisensi internasional FIBA di Indonesia. Ia datang dari Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Propinsi Jambi. Satu kota kecil yang jauh dari sorotan. Dilansir dari change. org, Yuli mengawali karier wasitnya mulai sejak th. 2005. Kerja kerasnya membawa hasil, di tahun 2006 ia memperoleh lisensi C, tahun 2008 memperoleh lisensi B2 sampai selanjutnya ia berhasil memperoleh lisensi FIBA (internasional) di tahun 2014. Berbagai kompetisi juga sudah banyak di pimpin oleh Yuli, dari mulai kompetisi tingkat lokal sampai kelas internasional seperti Asean University Game dan Seaba Championship for Women. 

Bukanlah hal yang mudah jadi wasit wanita. Yuli mesti berjibaku menyiapkan fisik di lapangan dan yang terutama yaitu persiapan mental dan keberanian memimpin kompetisi. Pada awalnya ia sering diragukan dan tak diakui dalam bertugas karena.. ya, karena Yuli yaitu seseorang wanita dan dikira lemah. Beragam memprotes sering diperoleh Yuli, bahkan juga cibiran waktu memimpin kompetisi. Tetapi, Yuli terus pada mimpinya untuk jadi wasit wanita dalam kompetisi bola basket sampai kompetisi internasional, bahkan juga dunia. 

Jadi seorang wasit wanita yang aktif bergerak nyatanya tidak mengurungkan kemauan Yuli untuk berhijab pada Maret 2016. Sesudah lewat beragam naik-turunnya kehidupan, menggunakan hijab adalah perwujudan kewajibannya sebagai seorang muslimah. 

Pada bulan Juni 2016, kabar gembira di terima Yuli bahwa ia akan memperoleh peluang jadi wasit pada event SEABA U-18 di Malaysia pada bulan September yang akan datang. Sungguh mimpi yang hanya tinggal sejengkal dari langkah Yuli. Sampai pada akhirnya, kabar lain datang... Peraturan FIBA melarang wasit dan pemain memakai penutup kepala atau hijab dengan alasan keamanan kompetisi. 

Kabar ini meremukkan hati Yuli. Tidak cuma Yuli, tetapi ada juga Raisa Aribatul, seseorang pebasket wanita terbaik yang dimiliki Indonesia, dan Bilqis Abdul Qadir dan Indira Kaljo yang juga tidak bisa berlaga di kompetisi internasional karena aturan ini. 

Saat ini, melalui situs petisi online, change. org, Yuli mengumpulkan support yang meminta FIBA menghapuskan larangan berjilbab dalam kancah perbasketan Internasional. Untuk Yuli dan rekan-rekannya, jilbab bukan hal yang bisa kurangi nilai, prestasi dan usaha keras seseorang wanita Muslimah di ranah dunia perbasketan dunia. 

Kisah Yuli ini mungkin bukan yang pertama kalinya terjadi didunia olahraga dunia. Saat mimpi dan peluang itu ada, sungguh hancur rasanya hati bila harus mundur dan melepas genggamannya. Menanggapi kisah Yuli Wulandari ini, apa pendapat kamu, Ladies?

Subscribe to receive free email updates: